Jumat, 28 September 2018


Apa yang ada dalam pikiran kita saat kita berbicara "bertani"? Ya,saya yakin dalam pikiran anda adalah para petani yang bekerja keras, yang tiap hari memegang cangkul, dengan pakaian kumal dan sandal jepit dan punya penghasilan yang serba sedikit. Belum lagi dalam pikiran anda, petani yang sedang menanam padi dengan penuh peluh dan lumpur, serta kulit hitam karena terbakar matahari.
Saya yakin inilah alasan kenapa generasi muda kita sekarang sudah enggan turun "ke sawah", untuk kembali bertani, makannya tidak heran para petani-petani kita lebih banyak didominasi oleh kalangan-kalangan pensiunan ketimbang para lulusan-lulusan sarjana-sarjana pertanian yang notabenenya kuliah di fakultas pertanian, tetapi ujung-ujungnya tetap melamar kerja pada perusahan-perusahan pemerintah, dan kadang tidak ada hubungannya dengan gelar yang mereka dapat dengan susah payah di bangku kuliah mereka.
Apa ketakutan kita jika kita bertani? Tidak ada, justru harusnya sebagai petani muda kita justru bangga, karena kita mengambil bagian untuk "memberi makan dunia ini" (karena hanya dari pertanianlah orang bisa makan) prinsipnya jelas, petanilah yang memberi makan bangsa ini, pernahkah anda berpikir, apa jadinya jika dunia ini tanpa petani?
Harusnya adanya banyak penemuan-penemuan yang akan ditemukan jika kita para petani muda mau terjun langsung ke ladang dan sawah. Tapi sampai sekarang itu seperti masih tersimpan rapi di otak kita (andaikan kita mau, pasti saya yakin ada banyak penemuan-penemuan dalam dunia pertanian di era seperti sekarang ini).
Sebagai petani muda harusnya kita bangga dengan profesi kita, karena lewat kitalah nasib bangsa ini ke depan akan jadi seperti apa. Bayangkan saja apa jadinya jika semua lulusan-lulusan sarjana tidak ada yang menjadi petani? "pernahkah anda membayangkannya? Ingat, semua instansi bahkan presiden sekalipun akan merasakan dampak dari kenaikan cabe dan bawang kalau harga di pasaran melonjak tinggi. Jadi masih malukah kita bertani?
“Kopi akan menjadi nikmat apa bila di campur dengan gula. Begitu hal nya dengan kehidupan, ada pahit dan manis. Hidup itu butuh pengalaman dan perjuangan. Untuk bias melewati tantangan dan rintangan butuh yang namanya motivasi hidup. Karena hidup hanya sekali. Sekali hidup hiduplah yang berarti. Berani hiduptak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati aja.”
"Jangan pernah malu jadi petani muda, karena nasib bangsa bahkan dunia ini, kitalah yang menentukan"


Rabu, 26 September 2018

PRAKATA Cadangan air tanah merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada makhlukNya terutama manusia, yang diturunkan dari langit lalu disimpan dalam reservoir yang dijamin Allah SWT sangat baik dan higienis, sebagaimana firmanNya : فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ “Dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” [QS. Al-Hijr : 22] Air yang tersimpan di dalam perut bumi ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi tidak mengalami kerusakan (kecuali setelah diganggu oleh manusia). Berbeda dengan air yang disimpan manusia alam wadah (reservoir) artificial, sangat mudah mengalami kerusakan sekalipun wadah tersebut terbuat dari bahan stainless steel sekalipun. Allah SWT telah menata sedemikian rupa penggunaan air di Bumi, sebagaimana firmanNya : أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” [Az-Zumar: 21]. Ketersediaan air di dalam perut bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan. Hujan dapat tercipta karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung secara terus menerus dalam satu siklus. Perputaran ujud air di planet Bumi dikenal dengan nama Siklus Hidrologi, yang merupakan salah satu dari 6 jenis siklus biogeokimia yang berlangsung secara simultan di planet Bumi ini, sebagaimana diketahui bahwa selain Siklus Hidrologi juga terjadi siklus biogeokimia lainnya, yakni ; 
(1) Siklus Oksigen, 
(2) Siklus Karbon, 
(3) Siklus Nitrogen, 
(4) Siklus Fosfor, dan 
(5) Siklus Sulfur (Belerang).
Air tanah adalah air yang eksistensinya berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman letak air tanah tidak sama pada setiap tempat, karena kedalaman air tanah sangat tergantung pada jenis tanah permukaan dan kedudukan lapisan tanah yang menyimpan air tanah tersebut. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh air itu disebut muka air tanah atau permukaan freatik. Kedalaman air yang terdapat pada sumur-sumur yang digali merupakan cerminan kedalaman air tanah pada suatu tempat. Air tanah berasal dari air hujan, laut, atau magma. Air tanah yang berasal dari air hujan (air meteorit) disebut air tua atau vados water. Air tanah yang berasal dari air meteorit mengandung air berat (H3) atau tritium. Tritium ialah suatu unsur yang terbentuk pada atmosfer, dan turun bersama-sama dengan air hujan dan masuk ke dalam lapisan tanah. Sedangkan air tanah yang berasal dari laut mudah terbentuk di daerah pantai dan biasanya air tanah ini asin. Air tanah yang berasal dari intrusi magma disebut air juvenil, dan belum mengalami siklus hidrologi. Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada zone kejenuhan dari kulit bumi yang dalam. Air tanah juvenil belum tentu berbentuk air tetapi dapat berbentuk hidrogen (H) dan oksigen (O2), yang ketika muncul ke permukaan tanah biasanya berupa air panas (gayser). Pemahaman tentang air tanah sangat diperlukan bukan hanya oleh para engineer tetapi juga bagi para pemakai dan yang berkepentingan terhadap air tanah. Beberapa aspek yang perlu dipahami tentang air tanah, antara lain ; eksistensi, pembentukan, pemanfaatan, dan pemeliharaan air tanah. 

referensi buku Pengetahuan Ilmu Tanah  (Makassar, Oktober 2017 Penulis, Dr. Ir. H. Darwis, M.Sc.)

Kamis, 06 September 2018

Cara Membuat Nutrisi Hidroponik Buatan Sendiri

Bahan dan Alat:
  • 10 gr pupuk NPK 16-16-16
  • 10 gr pupuk KCL
  • 5 gr pupuk Gandasil D
  • 10 l air sumur / sungai (endapkan 10 hari jika menggunakan air ledeng)
  • 3 gelas plastik bekas air mineral
  • 1 ember berkapasitas 10 liter
  • timbangan
  • alat pengaduk
Cara membuat nutrisi hidroponik:
  1. Isi ketiga gelas plastik dengan 100 ml air
  2. Larutkan pupuk NPK, KCL, dan Gandasil ke dalam setiap gelas. Larutkan secara sempurna hingga tidak ada endapan.
  3. Campurkan ketiga larutan ke dalam ember.
  4. Tambahkan air hingga mencapai 10 L. Aduk hingga tercampur semua.

     ada tiga profesi sebagaimana disebutkan oleh Imam  Al-Mawardi. Dia berkata: “Pokok mata pencaharian  tersebut adalah bercocok tanam (p...

sponsor